Friday, 19 December 2014

Menuju Hati

Aku hanya berharap mereka tahu, bahwa selalu ada cahaya bahkan dari gelapnya gulita. Tak selalu dari sinaran gelombang warna, kadang hati bisa gantikan pijarannya lampu terang beragam warna. 

Klise




Sebab permintaan dari seorang kawan, aku mem-publish tulisan kali ini. Sebagai teman yang baik, sekalipun aku tidak memberimu sesuatu yang cukup berharga, setidaknya aku cukup baik dengan memberi space kosong di blog ku yang tak semana ini untuk  menyematkan karya mu. Dengan tag namamu. Jangan mengumpatku.  Sungguh, aku sudah cukup baik, kan? Hahaha.Ini karya mu. Aku memenuhi janjiku kali ini. 

Tuesday, 14 October 2014

Karena Hanya

Selalu ada saja alasan untuk menulis. Gambaran bahagia, setia, canda bahkan sesuatu yang menguras air mata semua hanya mengalir begitu saja jika aku tuangkan dalam sebuah tulisan. Begitu caraku menulis. Lalu aku akan merasa cukup tenang setelahnya. Walau beberapa tulisan akan segera aku hapus usai aku menemukan titiknya. Hanya karena alasan sederhana, tak semua yang kita pendam ternyata cukup baik diceritakan bahkan dari sebuah media tulisan sekalipun.

Monday, 6 October 2014

Indonesia Kita


Para jalang yang nyata adalah si tikus berdasi yang memilih naik dengan jabatan tinggi hanya untuk mengisi perutnya sendiri. Dia mungkin kurang disayang Tuhan, maka ia mencari kebahagian duniawi yang tak bisa membuatnya tentram. Ia mungkin tahu akan masuk neraka, maka ia mencari surganya dunia. Atau lebih parah lagi, jangan-jangan mereka telah memesan tiket khusus ke neraka.

Thursday, 2 October 2014

Berlalu


Di dunia ini, ada sesuatu yang jika kamu mengenangnya mungkin akan membuatmu merasakan sakit, tapi kamu akan terus mengingatnya, bahkan setengah memaksa untuk kembali mereka-reka.

Monday, 8 September 2014

Lalai yang Menyesal

Aku mencari celah diantara banyaknya asa, barangkali ada yang silap kuingat untukku usaha wujudkan dalam nyata. Namun aku merasa ini akan menjadi sampah percuma, karena aku terlalu lambat menyesalinya.

Ribuan hari terlewati sia-sia. Sedangkan aku disini masih sibuk membilang tentang cita-cita. Bagai masih menjadi boneka kecil ibu. Disaat tersadar kini aku terlanjur renta.

Saturday, 23 August 2014

Ketika Kugenggam 20 di Tangan

Manusia tak ayal melakukan perjalanan panjang hanya untuk mencari potensi apa yang sebenarnya terpendam dalam dirinya. Maka jelas, mengenal diri sendiri adalah perjuangan terberat. 

Monday, 2 June 2014

Kusebut Ini Sederhana

Bahkan kalimat memerlukan titik. Sedangkan sungai butuh muara.
Maka selaksa luka dan duka hanya butuh waktu untuk bisa dilupa. Dan selebihnya, kita hanya perlu berbahagia. Bahagia perlu dikejar meskipun hingga akhir nafas. Jadi hidup tidak akan menjadi sia-sia.

Sebagai makhluk Tuhan, kita hanya perlu melihat bagaimana Tuhan memberi kita waktu untuk bertahan. Karena kita tak bisa mengulang waktu, dan tak pula bisa menentukan dengan tepat masa depan, maka jalani saja. Jalani, hayati setiap perubahan. Setelah waktu berlalu, seharusnya kita mendapatkan lebih banyak dari yang terdahulu.

Monday, 5 May 2014

Yang Dewasa, Yang Bersyukur

Sekalipun kau kata Bintang itu indah, dia tetap harus menunggu malam untuk membuat dirinya berarti.
Seberapa penting pun matahari, dia butuh siang untuk bisa menyinari.
Seperti ombak yang butuh tepi, agar ia pecah beriak tak membadai lagi.
Seperti pohon-pohon yang butuh air untuk bisa hidup setiap hari.
Dan kamu, dapatkah kamu hidup tanpa ada Allah yang memberi nafas padamu tanpa jeda meskipun kamu mahir dalam segala hal dunia?

Wednesday, 26 March 2014

Palang Pintu Hati

Teman ku lebih senang menganalogikannya seperti ini “cukup dengan tidak berdiri di pintu masuk”.

Jika aku katakan, mungkin akan terdengar seperti “pemberi harapan palsu”.

Pada siang yang terik, seperti siang-siang kemarin yang kami lalui. Membincangkan ini-itu. Mengungkit-ungkit kisah masa lalu, menceritakan hal penting dan tak penting sekalipun. Bagi sekumpulan wanita, hal semacam ini menjadi wajar di saat mengisi waktu yang lengang. Hingga kami sampai pada topic yang berhubungan dengan harapan dan hati. Menyampaikan argumen yang sehubungan, dan saling membantah di beberapa bagian. Maka menurutku, mungkin seperti ini…

Friday, 14 March 2014

'Dia' Akan Datang

Bahwa kematian pasti akan menepati janji, datang kepada siapa saja tak kenal usia.
Sekalipun ia ditakuti atau sekalipun kamu menginginkannya, dia akan datang pada waktu yang telah pasti dan tak pula terlewati atau dikurangi.

Bahwa ia memisahkanmu dari yang terkasih hingga yang dibenci. Memisahkan jiwa dari raga yang pernah kamu sombongkan. Memisahkan dunia dari keadaan kepada ketiadaan.

Sunday, 9 February 2014

Perkara rahasia


Bahwa gelap dan terang bisa datang bersama dan menciptakan bayangan disekitar kita. Menyembunyikan bayangan itu seperti menyembunyikan dirimu sendiri. Kita, dan rahasia yang kita pendam pada masing-masing hati, menginginkan tempat yang aman untuk disimpan bahkan dari bayangannya itu.

Sulit menyimpan sesuatu, bukan? Bahkan apa yang dirasakan hati ingin disembunyikan saja dari otak. Jika hati yang tahu, maka cukup hati. Jika otak yang kadang memikirkan sesuatu, tak bisakah jangan melibatkan hati? Karena apa yang kadang difikirkan bisa menyakiti hati.

Sunday, 19 January 2014

Senja Milik Hariku


Kau tahu mengapa kita tak bisa melangkahi senja?
Karena dia ada untuk malam.
Menjadikan langit biru ufuk barat sewarna saga, dia hantarkan malam untuk kita.

Saturday, 18 January 2014

Monologue



Adakah rindu?
Adakah cinta?
Aku tak menganggapnya realita.
Mungkin itu hanya serupa penyakit hati belaka.
mungkin aku perlu mengobatinya segera agar tak berubah menjadi akut sekejap mata.
Mungkin aku bermimpi di dalam pelayaran lelap, hingga indikasinya begitu nyata kurasa.
Ini hanya mimpi.
Aku hanya perlu dibangunkan, maka semua dapat berakhir segera.
Ini sungguh hanya halusinasi semata.
Sungguh.
Semua rasa itu tak ada.


Tuesday, 14 January 2014

Selayaknya Layang-layang

Kadang beberapa hal lebih baik pergi. Meski akan sulit melepasnya dari genggaman...

Kau tahu, Layangan perlu dilepas untuk membuktikan bahwa dia benar-benar indah.