Mencari pekerjaan tentu saja
harus dicoba. Tapi pekerjaan seperti apa, tetap menjadi bahan pertimbangan. Sedangkan
dalam keluargaku, bekerja ya harusnya PNS. Hal ini terpatri begitu dalam dan
menjadi sugesti beranak cucu dalam fikiran-fikiran kami. Aku sendiri lahir dari
keluarga yang semuanya PNS, papa, mama, kakak dan abangku. Mereka semua PNS. Sedangkan
Aku? Entahlah. Siapa yang tahu akan jadi apa aku nanti. Tes penerimaan PNS
masih belum di buka. Aku masih enggan melempar lamaran ke perusahaan swasta,
jangan tanya kenapa. Bekerja di bank, kata orang banyak mudharatnya. Sekarang aku
malah menjadi pemilih yang tidak tahu diri.
Dalam hal mencari pekerjaan, aku
sedikit bersyukur bahwa aku perempuan. Bukan maksud untuk bermanja-manja. Tapi dalam
Islam pun dijelaskan bahwa lelaki adalah kepala keluarga yang berkewajiban
untuk mencari nafkah. Bagi seorang lelaki yang sedang atau akan memikul beban
dan tanggung jawab ekonomi keluarga, mendapatkan pemasukan tetap setiap
bulannya merupakan kewajiban yang tidak bisa dielakkan. Dengan kebutuhan yang
besar, manusia harus melakukan usaha apapun untuk memenuhinya, selama itu dalam
koridor yang seharusnya. Ini pasti akan menjadi tekanan sendiri bagi para
lelaki pencari kerja.
Terlalu banyak pengangguran di
Indonesia. Aku menulis ini mewakili para job seeker dimana pun mereka berada. Aku
setuju jika alasannya adalah karena orang Indonesia kurang kreatif, punya kebiasaan
yang salah, penakut dan pemalas. Itu karakter masyarakat Indonesia, termasuk
aku tentu saja. Yang menarik dari fakta ini adalah aku tidak bisa merubahnya,
bahkan mindsetku sendiri. Mustahil ketika kita berharap mendapat banyak uang
sedangkan kita tidak ingin berusaha. Kali ini, biarkan aku menghujam sendiri
hati ku bertubi tubi dengan kenyataannya :o
Dulunya aku bermimpi menjadi
wanita karier. Pagi hari keluar rumah dengan busana layaknya pegawai kantoran. Sedangkan
Kini usiaku 22. Aku rasa impianku mulai berubah. Kita kadang punya ambisi tersembunyi
di dalam diri. Aku ingin mendirikan sebuah café kecil dengan desain yang
menarik. Menyediakan menu menu sederhana yang unik. Tapi, café sering digunakan
para muda mudi untuk pacaran berduaan. Mereka akan mengirimkan dosa pada
catatan amalanku karena aku menyediakan tempat untuk mereka. Di lain waktu aku
berfikir mungkin ada baiknya aku menjadi seorang tukang jahit, karena
belakangan biaya menjahit baju terlalu mahal dan orang-orang rela mengeluarkan
budget nya untuk itu. Fikiranku sering berubah ubah dan merasa ini seperti kekonyolan
yang lainnya. Sarjana Informatika duduk di balik mesin jahit, sia sia S.Kom ku.
Sudah kukatakan, terlalu banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Pernah sekali perhatianku tertuju
dengan sebuah postingan pada laman sosial media. Lama aku terpaku, lekat lekat
aku menatap. Jangan katakan aku sebagai munafik dengan apa yang akan aku bahas
selanjutnya.
“Diantara perintah Allah kepada
wanita muslimah adalah untuk tinggal dan menetap di rumah rumah mereka. Perintah
ini tidak hanya memberi hikmah bagi kaum wanita, namun juga mengandung
kemaslahatan bagi umat. Allah ‘Azza wa Jalla bahkan membahas mengenai ini dalam
surah Al Ahzab ayat 33."
Inti yang ingin aku katakan adalah,
bahwa bekerja sebagai ibu rumah tangga pun adalah sebaik baiknya pekerjaan.
Aku menulis ini dengan sadar. Sadar
dengan semua kekurangan dan keterbatasan. Sadar dengan kenyataan yang
menyakitkan. Ada keinginanku untuk menjadi perempuan yang mandiri dengan
memiliki penghasilan, aku pun berusaha dan berdoa untuk itu. Tapi mungkin ini
bukan waktunya. Tapi mungkin Allah memiliki jalan lain yang lebih baik bagiku.
Satu yang paling pantang adalah PUTUS ASA. Selebihnya, mari nikmati prosesnya.
0 komentar:
Post a Comment