Friday, 19 December 2014

Klise




Sebab permintaan dari seorang kawan, aku mem-publish tulisan kali ini. Sebagai teman yang baik, sekalipun aku tidak memberimu sesuatu yang cukup berharga, setidaknya aku cukup baik dengan memberi space kosong di blog ku yang tak semana ini untuk  menyematkan karya mu. Dengan tag namamu. Jangan mengumpatku.  Sungguh, aku sudah cukup baik, kan? Hahaha.Ini karya mu. Aku memenuhi janjiku kali ini. 


Karya : Nuzul Tantawi

Dari sekian waktu yang telah berlalu, pernahkah terfikir akan seperti apa Negara kita pada satu masa di waktu mendatang. 
Mendewasalah. Jika dengan dewasa kita bisa menjadi perduli dan berfikir.Dewasa adalah pilihan, kadang beberapa orang mengabaikan. Bukan karena usia. Bahkan usia tidak bisa membuatmu sejalan menjadi dewasa, jika kamu tidak memilihnya . Hanya masalah seberapa besar ia ingin. 
Sebagian orang menganggap dewasa adalah tuntutan, tuntutan untuk melakukan pekerjaan berat, memikul beban yang lebih berat, bertanggung jawab pada hidup orang-orang yang membuatnya terbebani. Dewasa yang seperti itu bahkan ada pada anak-anak yang tak tahu apa arti “kedewasaan”. 
Sebagian orang yang lain mempelajari ilmu dan teori kedewasaan, ilmu social, ilmu kenegaraan. Menelaah, menganalisa, mengamati. Namun sayang, hanya sebatas itu. Sebatas bicara mengenai teori. Namun, selalu tak acuh pada lingkungan sekitar, pada generasi Negara yang terus mengalami degradasi mental.  Tak ada tindakan nyata menjadi dewasa dan mendewasakan negaranya. Mereka hebat, namun tak mampu menghebatkan penerus bangsa. Mereka masih tak mampu memperbaiki masa-masa sulit dan kelam sehingga nantinya dapat mewarisi kemakmuran pada generasi mendatang. Kini kita masing belum merdeka dari perbudakan dunia. 


0 komentar:

Post a Comment