Sunday, 19 January 2014

Senja Milik Hariku


Kau tahu mengapa kita tak bisa melangkahi senja?
Karena dia ada untuk malam.
Menjadikan langit biru ufuk barat sewarna saga, dia hantarkan malam untuk kita.

Kali ini, senja yang sama kembali bergelayut di pelukan riba.
Menghantar para ternak kembali pada empunya.
Sesayup riuh rendah burung penuhi ruang langit untuk kembali ke sangkarnya.
Senja... hanya senja yang mampu memerintah para burung ke sarang, para ternak ke kandang tanpa perlu di hela.
Ada hal-hal yang memang kadang aku tak mengerti tapi tetap harus aku terima.

Senja akan beranjak perlahan dan menghilang, semakin kabur dari jarak pandang,
Mengiring langkah mentari yang kian terbenam,
Ia membawa bayangan bersamanya.
Berlari berjinjit seolah tak ingin ada yang mendengar.

Sebelumnya, Ia menitip bingkisan kenangan.
Menata kisah yang kita lewati bersama sedari pagi hingga menyentuh senja dan menempatkannya disini, dihati kita.
Ini akan menjadi coretan baru dalam sub bab kisah lama di kehidupan.

Kini senja kembali bersembunyi dibalik sepi.
Namun, Dia telah berjanji akan kembali pada penghujung esok hari.

0 komentar:

Post a Comment