Di dunia ini, ada sesuatu yang jika
kamu mengenangnya mungkin akan membuatmu merasakan sakit, tapi kamu
akan terus mengingatnya, bahkan setengah memaksa untuk kembali
mereka-reka.
Setelah menjadi tegar usai melewati tempaan
yang cukup kuat, selalu ada saja alasan untuk
membuatmu kembali melihat kebelakang, sekedar mengenang. Sesekali
mungkin akan tersenyum simpul disudut bibir. Beberapa kegilaan yang
tak terkira mungkin harusnya tak kulakukan, namun malah berlalu dan
tinggal kenangan.
Kuakui, aku sempat berfikir bahwa kamu,
mereka, mungkin tak seharusnya ada. Mungkin. Tapi toh semuanya tetap
nyata. Kita pernah berjabat tangan. Kamu menyapa jika kita bersisian,
aku membalasnya. Kita bercakap tentang hal ini dan itu. Aku pernah
menepuk pundakmu atas beberapa keberhasilanmu. Kamu memujiku banyak
hal, yang aku kira tak perlu. Kita pernah ada. Pernah bersama.
Karena kini semua telah berlalu, aku
mengikhlaskan semua berubah. Aku cukup nyaman dipasung dalam
kenangan-kenangan itu, namun tidak dengan mempertahankan semua tetap
sama bagi mereka yang tak ingin dipertahankan.
Dan, kalian. Jangan, jangan lihat
kebelakang. Tak perlu ambil pusing dengan bagaimana caranya rinduku
berbalas. Ini caraku berbahagia. Dan kalian hanya perlu menemukan
kebahagian kalian. Hingga ketika kita kembali berjumpa, kita akan
berjabat tangan tanpa ragu karena tak merasa telah saling menyakiti
dan mengkhianati. Manusia bisa berubah, kapanpun yang ia mau. Bukan
salah mu. Bukan masalah bagiku. Hidup tetap akan berjalan bagi kita,
meskipun dengan cara yang berbeda.
0 komentar:
Post a Comment