Alhamdulillah, lagi
dan lagi ya Allah. Aku bersyukur pada Mu.
Di usia yang lanjut ini, jauhkan aku dari kufur. Dari Riya.
Dari Sombong. Dari penyakit Hati yang senang datang menyusup disela tindak dan
kata.
Di usia yang tak muda lagi, lancarkan urusan akhiratku ya
Allah. Kuatkan Iman dan takwa. Tetapkan hatiku untuk tunduk kepada-Mu.
Senantiasa mengingat dan berzikir pada-Mu.
Di 21 tahun berlalu ini, mudahkan aku merealisasikan niat
untuk membahagiakan kedua orang tuaku. Kadang aku lupa mereka terus beranjak
renta ketika aku sibuk memikirkan hal yang sia-sia.
Aku masih sama, tak punya hal yang bisa dibanggakan. Tetap hanya
“si pemimpi” yang takut untuk mandiri. Hanya menjadi “penonton” disaat yang
lain mulai mengambil alih panggung yang berkerlipan. Masih menjadi “penanti”
disaat yang lain sibuk untuk mencari. Aku, masih aku yang dulu. Dan, aku telah
merugi. Masih merugi.
Aku kini 21 tahun, mama, papa. Tapi betapa mengecewakannya
aku, tak bisa melakukan apapun selain harus menyusahkan kalian. Aku tahu,
masalahnya bukan terletak pada umurku. Tapi sepenuhnya pada aku yang masih tak
mampu untuk berdiri, bahkan di kakiku sendiri. Kalian, haraplah bersabar. Semoga
Allah senantiasa melimpahkan rahmat, rizki dan karunia kepada kalian, Ma, Pa.
Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya, dijalan yang lurus, menjadi keluarga dunia dan akhirat-Nya.
Aku berterima kasih
pada banyak hal yang tak mampu aku jabarkan. 21 bukan angka yang sedikit. Kamu perlu
menyanding 2 angka untuk umurku. Sejauh ini, aku telah belajar keikhlasan
melepaskan. Menemukan kekuatan dalam bersabar. Ridha dengan segala kehendak-Nya.
Aku Bahagia.
0 komentar:
Post a Comment