Meskipun terlihat seperti ketidaksengajaan yang dibuat-buat, kita
sering tak tahu saat orang-orang di dekat ternyata menjerit dalam diamnya dan
menangis dalam tawanya. Hanya karena kita tak ingin merasakan betapa dia
menderita. Hanya karena kita merasa dia cukup kuat untuk mengatasi semua
masalahnya. Hanya karena kita berfikir penderitaan yang ia derita tak pernah
kita rasakan, jadi kita merasa tak mampu untuk memberikan solusinya. Hanya
karena kita tak ingin berlelah-lelahan. Kita berusaha untuk mengabaikan segala
hal yang menyeret kita pada tekanan.
Kita sering lupa, bahwa penderitaan yang dirasakan oleh orang
yang kita abaikan, suatu saat mungkin akan menjadi penderitaan kita.
Aku percaya pada kata-kata seorang, “Kita harus merasakan sakit terlebih dahulu agar bisa mengerti sakit
yang diderita orang lain”. Ini mungkin adalah cara pengobatan yang paling
mutakhir. Jadi, apakah aku harus berdoa bahwa penderitaan perlu datang untuk
membuat orang-orang bijaksana? Terdengar tidak masuk akal.
Kadang, dengan alasan untuk tak ingin masuk dalam ranah
pribadi kehidupan orang, kita memilih diam. Kadang, dengan alasan untuk memenuhi
hasrat penasaran, kita begitu menggebu untuk mencari tahu segala hal. Kedua hal
tersebut cukup menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk yang egois, bukan?
Saat kamu tahu orang-orang sedang menderita, maka pekalah,
sekalipun jika itu hanya berpura-pura. Perdulilah, sekalipun jika itu hanya
modus semata. Setidaknya, seseorang bisa berbagi walau sedikit dan mengurangi
rasa sakit. Buatlah alasan, sekalipun itu kadang tak masuk akal, tapi kamu
akhirnya cukup memiliki dorongan untuk membantu. Aku mengerti dengan alibi hidup terlalu penuh sandiwara. Maka
bersandiwaralah jika itu kemudian membawa kebahagian kepada orang yang lainnya.
Seandainya, jikapun orang-orang tersebut larut dan hanyut, kita tak akan merasa
bersalah pada diri sendiri, karena pernah berusaha membantunya dengan memberikan
pelampung dan mengulurkan tangan.
Jika sebegitu sulitnya menghilangkan sifat keegoisan pada sesama
manusia, maka cukup dengan tidak egois agar tidak akan membuat diri sendiri menyesal nantinya. Kita tidak akan bisa egois pada diri sendiri, kan?
0 komentar:
Post a Comment