Bukankah ini menarik, setiap kita
menemui seseorang kita tidak bisa memprediksi apakah nantinya dia
akan menjadi musuh atau sahabatmu...
Sejak pertama bertemu, aku pun tak menyangka akan begini skenario Tuhan untuk kita. Serangkaian cerita kita lalui. Saat itu, aku merasa ini akan menjadi 3 tahun yang membosankan. Hari berganti hari, berubah menjadi tahun dan membawa kita pada hari ini.
Kebetulankah pertemuan kita saat itu? Tidak! Aku tidak percaya pada kebetulan, yang aku percaya adalah Tuhan telah menakdirkan kamu untukku, hingga hari ini, aku bisa menggenggam tanganmu sebagai seorang yang kamu sebut sahabat.
Sejak pertama bertemu, aku pun tak menyangka akan begini skenario Tuhan untuk kita. Serangkaian cerita kita lalui. Saat itu, aku merasa ini akan menjadi 3 tahun yang membosankan. Hari berganti hari, berubah menjadi tahun dan membawa kita pada hari ini.
Kebetulankah pertemuan kita saat itu? Tidak! Aku tidak percaya pada kebetulan, yang aku percaya adalah Tuhan telah menakdirkan kamu untukku, hingga hari ini, aku bisa menggenggam tanganmu sebagai seorang yang kamu sebut sahabat.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu_v22HwMbo7xMSViongQRL1vtRP-2Wlj925oacNZvVVKEOD1ODOrmsLRFXxaLmqCb4ytGJSIMRbT18dteD3hMXPBjJ9VDNn_Mhl_KMVzdvpOarowRC5IvzO-5IyHDQaT5Rsa1fQQGnS7J/s1600/4ever.jpg)
“3 tahun yang membosankan” ternyata hanyalah pernyataan yang tak beralasan, karena kalian ada untukku, selalu begitu. Bahkan setelah 3 tahun itu hampir berlalu. Dan mengapa sekarang waktu terasa berlari dari sisiku, nyaris akan membawamu menjauh dari pandanganku.
Sadarkah kamu, bahwa 3 tahun itu telah berlalu, sedang kita sibuk menghitung jari mengira hari berpisah itu.
Kamu telah bertambah umur, aku pun begitu. Kita mengembangkan kepribadian bersama, berbagi rasa. Dan hingga aku menyadari, kini aku sudah sangat mengenalmu. Baik burukmu telah aku terima, untuk mengimbangi baik burukku. Dalam beberapa sisi, aku bahkan menjadi iri padamu, sahabatku sendiri. Kuakui, personality mu luar biasa. Lain waktu ajarkan aku untuk mudah melepaskan rasa, karena aku sedikit lelah menjadi orang yang sok tegar. Mungkin aku akan belajar caramu untuk berbagi rasa dengan sesama dan tak gengsi menumpahkannya dengan air mata.
Apakah
ini berlebihan, sahabat?
Percayalah, aku perlu mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan ini cukup lama.
Mungkin aku terlalu sering tak perduli. Tapi, aku tidak bermaksud menyakiti. Aku fikir kamu mengerti aku.
Percayalah, aku perlu mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan ini cukup lama.
Mungkin aku terlalu sering tak perduli. Tapi, aku tidak bermaksud menyakiti. Aku fikir kamu mengerti aku.
Pertambahan umurmu ini, semoga semakin baik
dari sebelumnya. Selalulah menjadi perhiasan Tuhan dalam dunia-Nya.
Jagalah apapun yang telah tuhan berkahi untukmu. Kecantikan, sifat
ramahmu, kebaikan, dan perhatianmu terhadap sesama. Tetaplah menjadi
seperti itu. Dan bila nantinya aku yang berubah, maka tolong tegurlah
aku.
Sahabatku, apakah ini adalah terakhir kalinya kamu melewati pertambahan umurmu bersamaku? Semoga saja tidak. Aku berharap akan terus begini, bahkan hingga nanti, pada waktu yang tak terbatas.
Selamat ulang tahun, sahabat. Doaku menyertaimu. Selalulah seperti itu :)
0 komentar:
Post a Comment