Thursday, 14 May 2015

Absurd


Hujan turun deras sore ini, meninggalkan kabut dan memburamkan kaca jendela kamarku. Angin bertiup kencang, dari sudut kamar aku menikmatinya. Diluar, petir menyambar-nyambar begitu kentara terdengar di telingaku. Aku disini, sendiri. Hanya bersama suara nyaring percikan hujan. aku sering merindukannya pada kemarau panjang yang lalu. Ia meninggalkan kesan yang syahdu, dan bau tanah yang membuatku merasa jatuh cinta pada Tuhan, pada alam, lagi dan lagi. Cinta yang luar biasa dari alasan yang sederhana. Maka aku merasakan sensasi yang luar biasa.