Wednesday, 2 January 2019

Lapang Dada


Tapal batas antara masa lalu dan masa depan hanya hari ini saja. Dan hari ini akan berganti kurang dari setengah jam lagi. Apa yang kita inginkan di masa depan dan kita berusaha lupakan di masa lalu hanya masalah perspektif . Memaksakan semua sesuai kehendak hanya membuat lelah.

Jika masa lalumu begitu berat, kamu hanya tak perlu menoleh kebelakang. Ketika kenangan itu kamu reka dan terciptalah luka. Saat itu kamu semakin tak bisa memaafkan dirimu lebih dari siapapun disekitarmu. Kamu hanya perlu menertawakan setiap kebodohanmu, biar sesekali kenangan beterbangan masuk ke matamu, dan tumpah dalam peluk, rebah dalam sujud.  Dengan begitu, harusnya bisa lebih mudah untukmu. Kamu hanya perlu menjadi arus yang bergerak, dan biarkan hati yang menuntun, ia tahu kemana harus berlabuh. Akan menjadi baik atau buruk, kita tak akan pernah tahu hingga semua telah berlalu, serahkan semua pada waktu. Tiba pada  titik tertentu, tak ada yang lebih baik dari hanya menerima.

Sudut Pandang

Menjadi tua tidak selalu memposisikan kita tahu segalanya. Tua, seharusnya menjadikan kita semakin sadar bahwa begitu banyak hal yang tak kita ketahui. Ada kapasitas yang terbatas untuk saling memahami dan itu manusiawi. Jadi, merasa diri paling mengerti adalah bentuk kekeliruan. Terutama jika itu perihal hati.

Banyak hal kadang tak sesuai harapan. Namun setelah waktu berlalu, bahkan sebentuk kegagalan pun menjadi sesuatu yang indah dengan jalan yang berbeda. Kita yang hanya perlu mengubah sudut pandang. Bukan kegagalan yang sebenarnya kita harus takutkan, tapi kemampuan untuk bertahan yang hilang. Tak ada perjalanan tanpa resiko. Bahkan jalur bebas hambatan memiliki angka kecelakaan yang cukup tinggi. Namun bukan berarti kita mengurung diri, kita hanya perlu berhati-hati. Jikapun terluka, sakitnya tak begitu dalam kita rasa. hingga kita akhirnya mengerti arti bangkit setelah jatuh berulang kali.